NASRUN 17630006 RPS XI


MENGOLAH DATA SURVEI LALU LINTAS




NAMA        :        NASRUN
 NPM           :         17 630 006
REKAYASA LALU LINTAS

SURVEI KEPADATAN ARUS LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN PENCENG JALAN RA. RUKMINI, KECAPI KEBUPATEN JEPARA

Heni Yustianingsih1; Istianah

Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains & Teknologi, Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jln. Taman Siswa (Pekeng) Tahunan Jepara. tekniksipilunisnu@gmail.com


Abstrak.  
Kepadatan lalu lintas adalah ukuran atau volume kendaraan yang melewati jalan di daerah tertentu dengan arus kendaraan yang bervariasi di saat jam-jam tertentu di nyatakan dalam per jam per kilometer. Penelitian ini di lakukan di persimpangan penceng jalan RA. Rukmini Kecapi Kabupaten Jepara untuk mengetahui kepadatan arus lalulintas di daerah tersebut. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya kepadatan lalulintas di pagi hari dan sore hari di karenakan adanya aktivitas kayawan, pelajar, pega wai maupun kendaraan umum secara bersamaan.
Kata kunci :Kepadatan, Lalu-lintas, bawu penceng.


PENDAHULUAN
Di era zaman modern ini permasalahan yang sering
dihadapi oleh kebanyakan kota salah satunya adalah kepadatan lalu lintas, hal itu dapat di lihat dari semakin banyaknya jumlah kendaraan dan semakin meningkatnya kecelakaan lalu lintas  yang  terjadi di daerah  tersebut. Perkembangan teknologi juga sangat berpengaruh baik itu bersifat positif maupun negative, semakin padatnya lalu  lintas  di  daerah  khusunya  di  persimpangan  ini karena banyak faktor salah satu faktornya jumlah kendaraan yang semakin meningkat ini menyebabkan banyaknya  orang  yang  melanggar  lalu  lintas  meraka tidak melaksankan ketertiban lalu lintas karena hal tersebut terjadi kecelakaan lalu lintas dan ini akhirnya berpengaruh  seperti  akhirnya  terjadi  kemacetan  lalu lintas,  seperti di  persimpangan penceng kecapi  warga banyak melalukan pelanggaran mereka melalui jalan tersebut dengan semau mereka banyak warga yang berputar balik apalagi jika hal tersebut dilakukan oleh truk truk besar ini akan menjadikan kemacetan dan membuat lalu lintas .  Kepadatan lalu lintas di daerah tersebut di  karenakan semua  kegiatan  yang  dilakukan oleh  warga  di  sana  selalu  menggunakan  kendaraan seperti mereka pergi bekerja selalu membawa kendaraan roda dua, anak anak yang pergi kesekolah dan banyak lagi yang lain .

METODE PENELITIAN
Dalam  melaksanakan  kegiatan  ini,  metodologi

yang digunakan disusun dalam rangka pencapaian tujuan secara     umum.     Metodologi     penelitian     dimaksud

digambarkan dengan bagan alir sebagaimana gambar 3.1 yang memuat beberapa tahapan yaitu :
a.    Persiapan;

b.    Pengumpulan Data;

c.    Tahap Analisis;

d.    Evaluasi dan Kesimpulan.

Masing        masing    tahapan    dalam    metodologi penelitian saling berhubungan dan saling mempengaruhi.

HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan Data Hasil Survay
Data LHR pada simpang Bawu penceng yang    didapat   dari   hasil   survey   mahasiswa semester 3Teknik Sipil UNISNU Jepara dalam penyelesaian tugas mata kuliah Rekayasa Lalu lintas. Data-data tersebut adalah sebagai berikut :

a.    P er g er a k a n k e nd ar aa n d ar i N g ab u l

Waktu

Arah
Jumlah kendaraan/4
MC
LV
HV
Pagi
Jam
06.00  -
10.00
Lurus
752
133
36
Belok kiri
724
134
105
Total
1476
267
141
Siang
Jam
10.00  -
14.00
Lurus
593
140
57
Belok kiri
429
163
82
Total
1022
303
139
Sore
Jam
Lurus
1809
201
45
Belok kiri
480
154
58

14.00  -
18.00        Total                  2289         355          103

T ab el 4 .1 Ar u s p er g er a k a n k e nd a r aa n d ar i n g ab u l l ur u s d a n b e lo k k ir i

b.   P er g er a k a n k e nd ar aa n d ar i B a n tr u n g

Waktu

Arah
Jumlah kendaraan/4
MC
LV
HV
Pagi
Jam
06.00  -
10.00
Lurus
2028
159
37
Belok
kanan

1335

59

9
Total
3363
218
46
Siang
Jam
10.00  -
14.00
Lurus
633
174
54
Belok
kanan

132

39

9
Total
765
213
63
Sore
Jam
14.00  -
18.00
Lurus
863
176
36
Belok
kanan

180

33

6
Total
1043
209
42

T ab el 4 .2 Ar u s p e r ger a ka n ke nd ar a a n d ar i b a n tr u n g l ur u s d a n b e lo k ka n a n





















c.    P er g er a k a n      k e nd ar aa n      d ar i
Kec ap i

Waktu

Arah
Jumlah kendaraan/4
MC
LV
HV
Pagi
Jam
06.00  -
10.00
Belok kiri
227
29
3
Belok
kanan

594

106

75
Total
821
135
78
Siang
Jam
10.00  -
14.00
Belok kiri
315
32
6
Belok
kanan

456

169

97
Total
771
201
103
Sore
Jam
14.00  -
18.00
Belok kiri
1050
42
8
Belok
kanan

537

161

83
Total
1587
203
91

T ab el 4 .2 Ar u s p e r ger a ka n ke nd ar a a n d ar i  ke cap i  b el o k  k ir i  d a n b elo k k a na n

Untuk  mempermudah dalam menganalisa, ruas jalan tersebut dibagi menjadi 3 segmenyaitu:
a.    Segmen A yaitu dari arah ngabul dan kecapi ke arah bantrung
b.    Segmen  B  yaitu  dari  arah  bantrung dan ngabul kearah kecapi
c.    Segmen C yaitu dari arah kecapi dan
bantrung kearah ngabul

Dalam    menentukan    tingkat    pelayanan ruas   jalan,  yang   dilakukan  adalah menghitung kecepatan arus bebas, kapasitas, derajat kejenuhan, kecepatan tempuh dan  waktu tempuh. Langkah- langkah analisanya adalah sebagai berikut:

4 .2 .1 An a li s a Se g me n A

Untuk menganalisa kinerja suatu jalan, perlu diketahui data-data geometrik ruas jalan yang dianalisa. Data geometriknya adalah sebagaiberikut:

1. Tipe Jalan : Dua lajur dua arah tanpa median
2. FungsiJalan : Kolektor Sekunder
3. Kelandaian Jalan : Datar
4. Lebar  Jalur  Efektif  Rata-Rata  :
2,5 meter
Perhitungan volume kendaraan di pagi hari dari kendaraan/4 jam menjadi smp/jam:
MC        = ((752+227)*0,8)/4
= 195,8 smp/jam
LV         = ((133+29)*1)/4
= 40,5 smp/jam
HV        = ((36+3)*3,5)/4
= 34,2 smp/jam

+

= 270,5 smp/jam
= 2 7 1 s m p / j a m

P e r h i t u n g a n  v o l u m e  k e n d a r a a n  d i  s i a n g h a r i     d a r i     k e n d a r a a n / 4 j a m     m e n j a d i s m p / j a m :
MC        = ((593+315)*0,8)/4)
= 181,6 smp/jam
LV         = ((140+32)*1)/4
= 43    smp/jam
HV        = ((57+6)*3,5)/4


Dari tabel di atas terlihat bahwa volume lalu- lintas terpadat adalah pada arah ngabul bantrung pada pagi dan sore hari.


4 .2 . An a li sa K i ne r j a R ua s J ala n

Analisa kinerja lalu lintas dilakukan untuk mengetahui tingkat pelayanan, dimaksudkan untuk melihat apakah suatu jalan atau persimpangan masih mampu memberikan pelayanan yang memadai bagi para pengguna jalan.

= 55,1smp/jam           +
= 279,7 smp/jam
= 2 8 0 s m p / j a m


P e r h i t u n g a n  v o l u m e  k e n d a r a a n  d i  s o r e h a r i     d a r i     k e n d a r a a n / 4 j a m     m e n j a d i s m p / j a m :
MC       = ((1809+1050)*0,8)/4
= 571,8 smp/jam
LV        = ((201+42)*1)/4


= 60,8 smp/jam
HV        = ((45+83)*3,5)/4
= 112 smp/jam  +

= 744,6 smp/jam
= 7 4 5 s m p / j a m


a)   P e r h i t u n g a n V o l u m e L a l u L i n t a s
Volume lalu lintas yang dipergunakan adalah  volume  lalu  lintas  tahun  2016 (hasil survey).

1)   Pada pagi hari
=>       Q2016       =       2 7 1 s m p / j a m / 2 a r a h
2)   P a d a     s i a n g     h a r i     => Q2016             =             2 8 0 s m p / j a m / 2 a r a h
3)   P a d a s o r e h a r i
=>       Q2016       =       7 4 5 s m p / j a m / 2 a r a h

b)   Perhitungan Kapasitas Jalan
Perhitungan kapasitas jalan menurut MKJI 1997 menggunakan rumus sebagai berikut:

C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS

Keterangan:
C        : Kapasitas (smp/jam)

CO          :Kapasitas dasar untuk kondisi ideal=2900 (sm p/jam)

FCW  :Faktor penyesuaian lebar jalur arus=0,56 lalu lintas
FCSP :Faktor penyesuaian pemisah arah    =1,00
FCSF :Faktor      penyesuaian      hambatan=0,86 samping
FCCS :Faktor penyesuaian ukuran kota       =1,04


Sehingga didapatkan nilai kapasitas sebesar: C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS C = 2900 x 0,56 x 1,00 x 0,86 x 1,04
= 1452,5 smp/jam

c)    Analisa Derajat Kejenuhan

Derajat kejenuhan atau Degree of Saturation ( DS) didefinisikan sebagai rasioarus    terhadap    kapasitas,digunakan
sebagai  faktor  utama  dalam  penentuan

tingkat kinerja ruas jalan. Nilai    DS menunjukkan apakah segmen     jalan tersebut   mempunyai   masalah   kapasitas atau       tidak. Persamaan yang digunakan untuk       menghitung  nilai  Derajat Kejenuhan adalah:
DS = Q/C
Keterangan:
Q = Volume kendaraan (smp/jam) C = Kapasitas jalan (smp/jam)

Sehingga  didapatkan  nilai  derajat kejenuhan adalah:

1)   Pada pagi hari : DS = 271/1452,5
=0,19
2)   Pada pagi hari: DS=280/1452,5
=0,20
3)   Pada sore hari: DS=745/1452,5
=0,51

Dari  hasil  perhitungan  diatas,  nilai  DS pada pagi  hari lebih  besar  dibandingkan dengan DS pada sore hari. Hal ini karena pada pagi hari volume lalu lintasnya lebih banyak dibandingkan pada sore hari. Kondisi ini menyebabkan pergerakan lalu lintas kadang terhambat. Nilai DS < 0,75 (aman)
4 .2 .2 An a li s a Se g me n B
Untuk menganalisa kinerja suatu jalan, perlu diketahui  data-data  geometrik ruas  jalan yang dianalisa. Data  geometriknya adalah sebagai berikut:
1.  Tipe Jalan      : Dua lajur dua arah tanpa median
2.  Fungsi Jalan  : Kolektor
Sekunder
3.  Kelandaian Jalan : Datar
4.  Lebar Jalur Efektif Rata-Rata
: 2,5 meter

Perhitungan volume kendaraan di pagi hari dari kendaraan/4jam menjadi smp/jam:
MC     = ((724+1335)*0,8)/4
= 411,8 smp/jam
LV      = ((134+59)*1)/4
= 48,25 smp/jam
HV     = ((105+9)*3,5)/4
= 99.75smp/jam

+



= 559,8smp/jam
= 560 s m p / j a m

P e r h i t u n g a n  v o l u m e  k e n d a r a a n  d i  s i a n g h a r i      d a r i      k e n d a r a a n / 4 j a m      m e n j a d i s m p / j a m :
MC  = ((429+132)*0,8)/4
= 112,2smp/jam
LV   = ((140+39)*1)/4
= 44,75smp/jam
HV  = ((82+9)*3,5)/4
= 79,62smp/jam       +

= 236,57smp/jam
= 237 s m p / j a m

P e r h i t u n g a n   v o l u m e   k e n d a r a a n   d i   s o r e h a r i      d a r i      k e n d a r a a n / 4 j a m      m e n j a d i s m p / j a m :
MC  = ((480+180)*0,8)/4
=132smp/jam
LV   = ((154+33)*1)/4
= 46,75smp/jam
HV  = ((58+6)*3,5)/4
=   29,75smp/jam +

= 208,5smp/jam

FCSP : Faktor penyesuaian pemisah arah    =1,00

FCSF :    Faktor    penyesuaian    hambatan=0,86 samping

FCCS : Faktor penyesuaian ukuran kota      =1,04

Sehingga didapatkan nilai kapasitas sebesar: C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS C = 2900x0,56x1,00x0,86x1,04
= 1452,5 smp/jam

4)   Analisa Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan atau Degree of Saturation ( DS) didefinisikan sebagai rasio arus terhadap   kapasitas,   digunakan   sebagai   factor utama dalam penentuan tingkat kinerja ruas jalan. Nilai   DS   menunjukkan apakah segmen   jalan tersebut   mempunyai   masalah   kapasitas   atau tidak. Persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai Derajat Kejenuhan adalah:

DS = Q/C

Keterangan:
Q = Volume kendaraan (smp/jam) C = Kapasitas jalan(smp/jam)

= 209 s m p / j a m


P e r h i t u n g a n V o l u m e L a l u L i n t a s
1)
Pada pagi hari: DS
= 560/1452,5
= 0,38
2)
Pada pagi hari: DS
= 237/1452,5
Volume lalu lintas yang dipergunakan adalah  volume  lalu  lintas  tahun  2016

3)

Pada sore hari: DS
= 0,16
= 209/1452,5
(hasil survey).


= 0,14

Sehingga   didapatkan   nilai   derajat   kejenuhan adalah:




a) 





1)   Pada pagi hari  => Q2016 = 560 s m p / j a m / 2 a r a h
2)   P a d a   s i a n g   h a r i   =>  Q2016  =
2 37 s m p / j a m / 2 a r a h
3)   P a d a s o r e h a r i  => Q2016 = 209 s m p / j a m / 2 a r a h

Perhitungan kapasitas jalan menurut MKJI
1997 menggunakan rumus sebagai berikut:


C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS
Keterangan: C        : Kapasitas (smp/jam)
CO    : Kapasitas dasar untuk kondisi ideal=2900
(smp/jam)

FCW : Faktor penyesuaian lebar jalur arus=0,56 lalu lintas



Dari hasil perhitungan diatas, nilai DS pada pagi hari lebih besar dibandingkan   dengan DS pada sore hari. Hal ini karena pada pagi hari volume lalu  lintasnya  lebih  banyak  dibandingkan  pada sore hari. Kondisi ini menyebabkan pergerakan lalu lintas kadang terhambat. Nilai DS < 0,75 (aman)

4 .2 .3 An a li s a Se g me n C
Untuk   menganalisa  kinerja   suatu   jalan, perlu diketahui  data-data  geometrik ruas  jalan yang dianalisa. Data  geometriknya adalah sebagai berikut:
1.  Tipe Jalan      : Dua lajur dua arah tanpa median


2.  Fungsi Jalan   : Kolektor
Sekunder
3.  Kelandaian Jalan          : Datar
4.  Lebar Jalur Efektif Rata-Rata :
2,5 meter


Perhitungan volume kendaraan di pagi hari dari kendaraan/4jam menjadi smp/jam:
MC             = ((594+2028)*0,8)/4
= 524,4smp/jam
LV              = ((106+159)*1)/4
= 66,25smp/jam
HV              = ((75+37)*3,5)/4
= 98   smp/jam           +
= 668,65smp/jam
= 689 s m p / j a m

P e r h i t u n g a n  v o l u m e  k e n d a r a a n  d i  s i a n g  h a r i d a r i k e n d a r a a n / 4 j a m m e n j a d i s m p / j a m :
MC             = ((456+633)*0,8)/4
= 217,8smp/jam

s m p / j a m / 2 a r a h

Perhitungan kapasitas jalan menurut MKJI 1997 menggunakan rumus sebagai berikut:
C=COxFCWxFCSPxFCSFxFCCS
Keterangan:
C        : Kapasitas (smp/jam)
CO    : Kapasitas dasar untuk kondisi ideal=2900 (smp/jam)

FCW : Faktor penyesuaian lebar jalur arus=0,56 lalu lintas
FCSP : Faktor penyesuaian pemisah arah    =1,00

FCSF :    Faktor    penyesuaian    hambatan=0,86 samping                    
FCCS : Faktor penyesuaian ukuran kota      =1,04

Sehingga didapatkan nilai kapasitas sebesar:

C=COxFCWxFCSPxFCSFxFCCS C=2900x0,56x1,00x0,86x1,04
= 1452,5 smp/jam
5)   Analisa Derajat Kejenuhan

LV
= ((169+174)*1)/4

Derajat  kejenuhan  atau  Degree  of

= 85,75smp/jam

Saturation  (  DS)  didefinisikan  sebagai
HV
= ((97+54)*3,5)/4

rasioarus  terhadap  kapasitas,  digunakan

= 132,12smp/jam
+
sebagai  faktor  utama  dalam  penentuan



tingkat  kinerja  ruas  jalan.  Nilai     DS

= 435,67smp/jam
= 436 s m p / j a m

P e r h i t u n g a n  v o l u m e  k e n d a r a a n  d i  s o r e h a r i     d a r i     k e n d a r a a n / 4 j a m     m e n j a d i s m p / j a m :

MC  =((537+836)*0,8)/4
=274,6smp/jam
LV   =((161+176)*1)/4
=84,25smp/jam
HV  =((83+36)*3,5)/4
= 104,13smp/jam        +


= 462,98smp/jam
= 463 s m p / j a m

P e r h i t u n g a n  V o l u m e  L a l u  L i n t a s  yang dipergunakan  adalah  volume  lalu  lintas  tahun
2016 (hasil survey).
1)   Pada  pagi  hari  =>  Q2016  =  689 s m p / j a m / 2 a r a h
2)   P a d a  s i a n g  h a r i =>  Q2016  =  436 s m p / j a m / 2 a r a h
3)    P a d a   s o r e   h a r i =>   Q2016   =   463

menunjukkan   apakah   segmen       jalan
tersebut mempunyai masalah kapasitas atau      tidak. Persamaan yang digunakan untuk      menghitung nilai Derajat Kejenuhan adalah:
DS = Q/C

Keterangan:
Q= Volume kendaraan (smp/jam) C= Kapasitas jalan (smp/jam)
Sehingga  didapatkan  nilai  derajat  kejenuhan adalah:
Pada pagi hari: DS = 689/1452,5
= 0,47
Pada pagi hari: DS = 436/1452,5
= 0,3
Pada sore hari: DS = 463/1452,5
= 0,31

Dari hasil perhitungan diatas, nilai DS pada pagi hari lebih besar dibandingkan dengan DS pada sore hari. Hal ini karena pada pagi hari volume  lalu  lintasnya  lebih  banyak dibandingkan pada sore hari. Kondisi ini menyebabkan  pergerakan  lalu  lintas  kadang


terhambat. Nilai DS < 0,75 (aman)

SIMPULAN DAN SARAN
A.   Simpulan
Dari hasil analisa data diatas diketahui bahwa tingkat arus kepadatan di persimpangan bawu penceng terjadi pada pagi dan sore hari dibuktikan dengan tingkat kepadatan kendaraan yang melewati persimpanagn pada pagi hari mencapai 5.864 kendaraan/4jam dan pada sore hari  5.922  kendaraan/4jam.  Setelah  dianalisa dan  di  hitung  dengan  MKJI  kondisi  jalan tersebut masih aman dan cukup untuk menampung  kendaraan  tersebut.  Di  sisi  lain juga perlu adanya rambu-rambu untuk mengantisipasi hal hal yang tidak di inginkan. Dengan demikian pengendara pun juga ikut berhati hati dsaat meleawi simpang tersebut.
B.   Saran
Dalam penelitian yang dilakukan masih banyak kendala kendala yang Dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan masih banyak kesalahan yang dilakukan oleh peneliti. Diharapkan  nantinya  ada  yang  bisa memperbaiki dan  menyempurnakan penelitian ini.  Nantinya  penelitian ini  bisa  dipakai  oleh masyarakat umum maupun pihak yang terkait.

DAFTAR PUSTAKA
Abubakar,  1  (1999),  Rekayasa  Lalu  Lintas,  Cetakan
Pertama, Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota, Direktorat Jenderal Perhubungan Datar, Jakarta.
Akcelik, R. (1989), Traffic Signals; Capacity and Timing Analysis, Australian Road Research Board, Report No. 123, Vermont South, Victoria, Australia.
Button,   K.J.   (1986),   Transport   Economics,   Gower
Publishing Company Ltd, London.
DPU,   (1990),   Traffic   Managenent,  Regional   Cities Urban Transport DKI Jakarta Training, Dirjen Bina Marga
DPU, (1996), Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Hobbs, F.D (1979), Traffic Planning and Engineering
Published by Pergamon Press
Hoff and Overgaard (1992), Road User Cost Model, Second Technical Advisory Services on Planning and Programming to the Directorate of Planning, Directorate General of Highways, Ministry of Public Works.
Isnaeni,    M.    (2003),    Efek    Lingkungan    Interaksi
Transportasi Dan Tata Ruang Kota, Tesis

S2  Magister Rekayasa Transportasi ITB, Bandung.
Lembaga Afiliasi dan Penerapan Industri ITB bekerjasama   dengan   PT.   Jasa   Marga (1996) Laporan Akhir Studi Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan, Bandung, Indonesia.
McShane,  W.R.,  Roess,  R.P.,  (1990),  Traffic Engineering, Prentice Hall, Inc., Englewood, New Jersey.
Peraturan  Pemerintah Nomor  43  Tahun  1993  tentang
Prasarana dan Lalu Lintas.
Pignataro, L.J. (1973), Traffic Engineering, Theory and Practice, Prentice Hall, Inc., Englewood, New Jersey.
Salter,   R.J.   (1978),   Highway   Traffic   Analysis   and Design.,   Published   by   The   Macmillan Press Ltd.
Salter, R.J. (1983), Traffic Engineering., University of
Bradford.
Undang-Undang Nomor  14  Tahun  1992  tentang  Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.
 


Komentar